Minggu, 14 Oktober 2012




Ketika Aku Harus Merelakanmu

 Helo sobat semua, gimana neh kabar elo-elo pada mudahan baik-baik aja deh, ini cerita tentang seseorang, di baca ya!!!!
Aku bingung harus memulai kisah ini dari mana, semua begitu berat untuk diungkapkan, semua terasa sulit untuk ku tulis dilembaran kertas putih ini, namun  hatiku sepertinya mendesak agar kisah ini sesegera mungkin aku publikasikan. Agar semua dunia tahu bahwa dibalik senyum yang aku miliki ada tersimpan tanya, terselip sebuah asa yang terdampar dalam benak sang perajut cinta di sebuah bumi para bidadari.

Senja itu burung-burung menangis, dedaunan hijau terlihat layu tak bergairah, bumi ini sepertinya sudah akan memuntahkan amarahnya, senja nan indah berubah menjadi rona yang menakutkan, warna yang ia pancarkan murung tak bersahaja sementara itu terlihat di kejauhan sana muda-mudi menikmati rona merah menyala bak tatapan iblis cinta. Senja itu seolah tahu isi dalam hatiku, keadaan yang ia perlihatkan selaras dengan apa yang aku rasakan saat ini, dia tahu bahwa aku tersenyum dalam tangis, bahagia berselimut luka, hatiku begitu tersiksa  , langit pun ikut sedih kala  kau ucapkan kalimat itu “aku izin menikah, mungkin jalinan cinta kita berakhir sampai disenja ini” hatiku hancur, pikiranku melayang menembus dinding pembatas langit, sebuah kalimat yang tak pernah aku bayangkan, dan tak dapat diterima oleh akal sehatku membuatku lebur bersama luka, oh tuhan ini kah cobaan yang kau beri untukku, aku mungkin belum sanggup kehilangan dirinya namun aku juga belum siap untuk mempersuntingnya. Gumamku dalam hati “ De, Setiap air matamu adalah lukisan, setiap senyummu adalah anugerah dan aku sudah menjagamu sampai hari ini, dan apabila tiba sudah waktunya untuk berakhir, aku rela” ku ucapkan kalimat itu dengan perasaan pasrah, dengan hati terluka.  
 Malam kian kelam, di atas langit bertaburan cahya bintang, sinar bulan memberi kedamaian, langit kembali bertasbih atas nama cinta, burung-burung kembali menyebut asma cinta, dedaunan menghembuskan nafas dalam ayat-ayat pengantar nikmat, pembalut cinta dalam sebuah bunga tidur. Aku bertekad menuju hamparan indah yang di huni oleh para bidadari, yang  membuatku lupa akan kenangan kelam dimasa lalu, bagiku kemarin adalah masa lalu, hari ini merupakan sebuah perjuangan dan esok adalah misteri. Namun sekeras apa pun usahaku untuk melupakanmu, tak bisa aku pungkiri kaulah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidup ini. Kini aku relakan kau bersanding dengannya di atas pelaminan, tapi maaf aku tak bisa menghadiri pesta bahagiamu, sesungguhnya aku Cuma manusia lemah yang belum bisa melihat kau bahagia diatas penderitaanku. Sebuah puisi ku kirim lewat hembusan angina semoga kau dapat menikmatinya.
Aku bukan pacar yang baik untukmu
Tapi kau rela menghabiskan waktumu untukku
Selama ini, bukan bahagia yang ku beri,
tetapi aku menghadirkan luka untukmu
apa yang telah kau lakukan padaku
mungkin balasan yang setimpal
terima kasih engkau mau menerima
kekuranganku selama ini
ku doakan kau bahagia bersamanya
ku akan mengenangmu bila Tuhan mengizinkan

aku teringat sebuah kutipan dalam sebuah Buku My Idiot Brother “ Di dalam kehidupan hanya ada dua hal yang tidak akan pernah berubah saat kita saling mengenal dan saat kita saling meninggalkan.” (Agnes Davonar)
walau kini dunia kita sudah berbeda, jujur harus ku katakana bahwa kau malaikat terakhir yang mencintaiku penuh ketulusan, saat aku terpuruk engkau ada, tapi kini ku harus berusaha sendiri, kenangan indah bersamamu akan ku simpan rapi dalam lemari cintaku.
      
Minggu 14 oktober 2012

4 komentar:

  1. #kunjungan perdana sob :)
    wiihh.. sadis sob ceritanya, hhe

    visit, n koment back y di blogq :)
    http://achsanarea23.blogspot.com

    BalasHapus
  2. saingan bapak tarman nih.

    bila bapak tarman caba ini mungkin beliau merasa tersaingi.

    BalasHapus