Rabu, 10 Oktober 2012

hai teman-teman gimana neh kabarnya ????
ohhh iya udah pada makan belum ???
kalo belum, aku saranin mending makan dulu deh.hehehe
ne kisah nyata teman-teman dibaca ya


Perjodohan
bu, sekarang ini sudah zaman millennium tidak ada lagi perjodohan, ini bukan zaman Siti Nurbaya Bu ! lagian aku sudah punya Nurul yang selama ini sudah setia menemaniku. bu, aku tidak mau mengecewakan hatinya, dia sudah terlalu baik untuk disakiti, sore itu aku beradu argument dengan ibu, ibu pun tak mau kalah dan kembali memperkuat pendapatnya, Arif coba kamu lihat lagi anak paman mu, kurang cantik apa sih dia ?? dia juga taat beribadah sama seperti Nurul yang sering kau ceritakan sama ibu, ramah dan juga dia orangnya pintar selalu mendapat rengking 1 sejak ia duduk di bangku SD, pokoknya pilihan ibu tepat untukmu Rif, kamu pasti bahagia bila menikah dengannya, lanjut ibu. Iya bu, Nadia memang cantik, ramah, dan taat beribadah, tapi Arif tidak mencintainya bu, Nadia sudah Arif anggap adik sendiri, kan perkawinan tanpa ada rasa cinta tidak baik bu, nanti kalau dipaksa eh malah rumah tangga kami berantakan, apa itu yang ibu mau, melihat hidup Arif berantakan ?? alahhhhh itu sih alasan kamu aja Rif, ya jelaslah ibu mau melihat kamu bahagia, mana ada orang tua yang mau melihat anaknya tak bahagia, jawab ibu seadanya. Kelihatannya ibu kecewa mendengar jawabanku, beliau meneteskan air mata, aku pun menghampirinya dan memeluk orang yang telah membesarkan ku hingga aku menjadi seperti sekarng ini. “ sudah lah bu, ibu tidak usah menangis, Arif minta maaf kali ini tak bisa menuruti kemauan ibu, kalau memang Arif berjodoh sama Nadia pasti takkan kemana. Ku usap air mata ibu, beliau nampaknya menaruh harapan besar padaku. Bu, Arif istirahat dulu ya. Iya sana mandi dulu sudah bau kamu, baru istirahat, Aku hanya membalas dengan senyum kecil .

          ummm ku nikmati hari pagi ini, hembusan angin pantai, desau ombak yang menari-nari, menambah keindahan kampung halamanku, setelah sekian lama aku merantau di negeri orang, akhirnya aku bisa berlibur sekedar melepas rasa rinduku sama ibu dan bapak. 5 tahun meninggalkan kampung halaman, ternyata banyak perubahan, jalanan tampak ramai dengan lalu lalang kendaraan yang tiada henti-hentinya. Setelah menghabiskan waktu liburan bersama ibu, tibalah saatnya aku kembali keperantauan untuk melanjutkan studi ku, Bu, Arif pamit, Arif juga minta maaf apabila selama liburan ada menyakiti hati ibu dan bapak, dan Arif juga minta maaf telah membuat ibu menangis karena tidak setuju denga rencana perjodohan itu, “iya nggak apa-apa Rif, lagian kamu juga masih kuliah, masih banyak yang harus kamu raih sahut ibu dengan bijak, aku sangat senang mendengar jawaban dari ibu, pagi ini begitu berat ayunan kaki ku  untuk meninggalkan ibu dan bapak, waktu 1 bulan rasanya tak cukup untuk melepas rasa rindu yang bertumpuk selama ini, ibu kembali harus meneteskan air mata, beliau seolah enggan melepas kepergianku, aku berusaha untuk selalu tegar agar kiranya ibu dan bapak tak sedih melihat ku pergi menimba ilmu di negeri nan jauh. Aku peluk ibu selama mungkin, akupun sebenarnya belum kuasa meninggalkan ibu dan bapak, ku kecup kening mereka satu per satu, ku berbisik di telinga ibu, bu jangan menangis, Arif ingin melihat ibu tersenyum saat Arif pergi, iringi Arif dengan doa bu, agar Arif sampai tujuan dengan selamat.


          Di perjalanan aku duduk sambil mendengarkan music di HP ku, kembali teringat kata-kata perjodohanku dengan Nadia dan sebelum berangkat ibu memberikanku sepucuk surat, aku tak menunggu waktu lama untuk membaca goresa tangan sang ibu, di dalam suratnya ibu berpesan jangan lupa solat, belajar yang rajin dan ada satu yang membuat hati dilanda kebahagiaan, ibu ingin melihat Nurul , ingin melihat orang yang telah mengikat anaknya dalam balutan kasih sayang dan ingin melihat Nurul sesegera mungkin, akupun tak sabar ingin memperkenalkan Nurul dengan ibu, ingin menunjukkan bahwa gadis yang menjadi pilihanku memang pantas untukku persunting menjadi istri dan aku sangat berharap Nurul lah kelak yang menemani masa tuaku.


24 Januari 2012

6 komentar:

  1. arif ne arif bima / arif parkir kah?????

    hahahaaa.... bjuran tu rif ae... kya zaman siti nurbaya ja

    BalasHapus
  2. Wah kisah nyata nih.

    Benar kata lo, kalau jodoh tak lari kemana :)

    Semoga impian lo mempersunting gadis yg lo cinta cepat terwujud.
    Btw, makin banyak aja nih postingan lo, keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin.
      mksh atas sanjungannya, ini semua tak lepas dari saran dr kalian ko

      Hapus
  3. ciyee,,,aku baca ampe selesai,,hehehe,,,,
    semoga bsia segera tercapai,,,tapi ini fiksi apa beneran bang?? *masih bingung

    BalasHapus
    Balasan
    1. beneran donk,
      inikan kisah nyata tentang gue

      Hapus